Archive for the ‘Cerita Hari Ini’ Category

Hari ini, akhirnya baru sanggup lagi untuk menulis pasca tujuh hari kecelakaan motor yang melukai kaki kanan ku. Makanya, kisah selama lebih kurang tujuh hari tersebut pun dirangkum  dalam tulisan ini.

Kita mulai dari kondisi hati, yha, inilah permasalahan utamanya menurut saya. Lebih kurang selama tujuh hari ini kondisi hati saya sedang galau, benar-benar galau. Sebenarnya saya juga masih belum terlalu jelas dengan konsep galau, apakah itu hanya menyangkut pikiran atau juga hati?, kalau hati juga apakah hanya pada saat hati memikirkan kekasihnya atau hal-hal lain juga bisa?, lalu apakah rindu itu juga termasukgalau?. Karena saya bingung, saya sebut saja keadaan yang saya alami saat ini galau, karena saya lihat galau merupakan kata yang sedang lagi nge-trend nih dikalangan facebooker,..hehe.

Awalnya, keadaan ini saya rasa biasa saja. Jatuh dari motor dan kemudian mendapat luka di kaki sebelah kanan, dan itu pun kata dokter awalnya hanya luka gores dan bengkak saja. Tetapi kondisi saya selama ini sangat fluktuatif, hari ini terasa semakin membaik, kemudian besoknya semakin parah dengan banyaknya bermunculan rasa sakit yang baru disekitar luka tersebut. Lalu kemudian kembali membaik karena sudah bisa berjalan, lalu kemudian kembali hanya bisa terdiam di atas kasur. Hal ini lah yang benar-benar membuat hati saya menjadi galau.

“Ini hanya cobaan dari Allah, toh juga cuma dapat luka seperti ini, bagaimana dengan mereka yang kondisinya lebih parah?”Pikirku mulanya dalam hati sembari memberi semangat tuk diri sendiri. Alhamdulillah shalatku selama sakit juga msih terjaga meski dilakukan dalam keadaan duduk dan dalam tiga hari pertama aku masih sanggup untuk berwudhu walau kemudian hanya bisa bertayammum karena tak sanggup lagi berjalan ke kamar mandi. Melakukan shalat seperti ini awalnya masih membuatku canggung sehingga aku shalat dikala teman sekamar sedang keluar atau sengaja aku suruh keluar dahulu (sedikit kejam,, eheh).

Namun, seiring waktu hati ini kembali di uji dengan pikiran-pikiran lemah. Gara-gara ini aku tidak bisa kuliah apalagi tuntutan tugas yang cukup banyak, kegiatan organisasi juga banyak yang terbengkalai, kondisi badan yang gerah karena tidak bisa mandi, hingga kepada ketidakmampuan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan dan akhirnya hanya bisa menyusahkan teman-teman yang lain. Lalu kemudian hati kecilku mengingatkan ini cobaan dan kemudian lidah ini beristighfar. Akan tetapi, terkadang timbul kembali sedikit penyesalan atas musibah ini yang semakin melemahkan kondisi ditambah kerinduan suasana rumah, ibu, adik, dan abang dan teringat kalau saja sakitnya disana pasti aku merasa jauh lebih bahagia sekalipun mendapatkan seribu omelan karena dikatakan tidak hati-hati, itu bahkan terasa sangat membahagiakan.

Lalu, ditengah salah satu shalat yang ku lakukan, entah kenapa aku pun menangis sempat terbesit pikiran tersebut dan betapa lemahnya diriku ini. Lalu kemudian aku diarahkan mengingat Allah sehingga air mataku bertambah deras karena terpikir betapa bodohnya aku sebagai seorang hamba yang bisa menangis karena penyakitnya. Bukankah jika aku ikhlas, penyakit ini bisa menjadi penggugur dosa, bukankan ini sebagai salah satu ajang pembuktian iman ku? Bukankah ini hanya kondisi yang sangat biasa yang aku akan sangat terlihat bodoh dan menyesal karena telah menyia-nyiakan air mata dan pikiran kepada sesuatu yang tidak semestinya?.  Lalu, selesai salam, segera ku hapus cepat-cepat air mata yang masih membasahi wajahku, malu rasanya jika teman-temanku melihatnya.

Selesai shalat, aku baringkan tubuhku dan kubaca dalam hati ayat-ayat hapalanku. Lalu, ditengah kondisi yang tenang (baik hati maupun keributan) tiba-tiba hp ku berbunyi dan sekali lagi aku terkejut, “ummi calling”. Segera ku kuatkan hatiku, kuperbaiki kondisi suaraku yang masih terpengaruhi tangisanku tadi, dan kemudian baru ku angkat teleponnya. Setelah berbalas salam, ibu langsung menanyakan apakah aku sedang sakit. Aku terdiam sesaat lalu kemudian menyatakan tidak, sehat kok, ini buktinya bisa nelpon. Alasan yang bodoh, pikirku, tapi itu otomatis terucap. Lalu, Ibu menyatakan kalau aku sedang sakit karena adikku melihat komentar teman kuliahku di status facebook ku. Dan “Bregggg”, tak bisa berkata-kata lagi. Lalu, karena tak bisa menyembunyikannya lagi ditambah rasa ingin meluapkan perasaan sakit ini akhirnya aku jujur kepada ibu walaupun tidak semuanya aku beritahukan. Alhasil, Ibuku malah menangis dan mengatakan kalau ada kejadian apa-apa seharusnya langsung diberitahu. Dalam hati aku berpikir, mana mungkin aku memberitahumu akan hal ini, aku tahu ini akan menambah beban pikiran mu. Kemudian percakapan panjang lebar yang diiringi suara isak tangis ibu pun terjadi.

Selesai, aku tutup telponnya dengan ucapan terakhir salam dari ibu yang masih juga diiringi isak tangis. Namun, meski risau memikirkan si Ibu, tetapi hati ini menjadi sedikit lebih tenang. The Power of Ummi, pikirku. Kemudian saya makan malam, lalu kemudian minum obat. Tak berapa lama, karena mendesak buang air kecil dan ternyata orang di rumah sedang keluar, saya pun menguatkan diri untuk pergi ke kamar mandi. Alhamdulillah, saya bisa berjalan dengan terbata-bata meski dengan posisi berjalan yang aneh. Dalam hati mungkin memang tidak terlalu senang karena mungkin ini akan seperti kemarin alias fluktuatif. Namun, sedikit rasa senang dirasa memang perlu, minimal untuk pemberi semangat kesembuhan.

Harapan sambungan dari tulisan ini tentunya adalah kesembuhan. Sudah tidak sabar rasanya membuat tips cepat sembuh dan menuliskan kisah nya,, hehehe….

Hari ini. Harapan untuk tulisan di Categori ini (Cerita Hari Ini) awalnya hanya ingin menceritakan kisah-kisah saya yang dirasa sangat menarik dan menyenangkan. Namun apa daya,  saya mesti menuliskan kejadian hari ini walaupun terasa sangat tragis.. (berlinang air mata).

Dapat musibah, Sungguh Sesuatu. Yha, hari ini saya memang mendapatkan musibah penting selama karier hidup saya (gak nahan..). Semua diawali karena keraguan dan ketidakinginikutan, namun bukan berarti ada penyesalan. Saya rasa, saya cukup menikmatinya (walaupun sakit sangat).  Hari ini, saya dan teman-teman satu rumah akan rihlah (jalan-jalan) ke salah satu tempat wisata di Kota Padang,  ke Pantai Air Manis (red: Pantainya Malin Kundang). Saya awalnya mengatakan tidak bisa karena harus menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Administrasi Negara. Akan tetapi, itu dirasa bukanlah alasan yang cukup logis dan dapat diterima (sebenarnya sih emang bener, karena nih tugas sudah diberikan sekitar 2 minggu yang lalu, tapi dasar sayanya lelet,, heeh). Akhirnya saya pikir-pikir, yasudah lah, saya ikut, toh sepertinya nanti malam masih ada waktu untuk menyelesaikan tugasnya (Begadang,, jangan begadang). Kita semua pun memepersiapkan segala sesuatu yang dirasa perlu, dan kemudian berangkat. Saya dibonceng Irfan, dan yang lain ada tiga motor lagi dengan boncengannya masing-masing (gak usah disebutin,, hehe).

Dan,, kejadian pun di mulai. Sebagai gambaran saja, kondisi jalan menuju Pantai Air Manis bisa dibilang sangat ekstrem meskipun jalannya sudah di aspal. Mengapa? karena jalannya itu mendaki, menurun, mendaki, menurun,,, dan tingkat ketinggiannya juga cukup membuat jantung berdebar. Beberapa jalan mendaki sudah kami lewati dengan baik meskipun cukup menegangkan (maklum, kondisi motor yang kami gunakan menurut saya memang kurang baik, tapi saya gak tahu kalau jalan yang akan dilalui seperti ini). Kemudian di jalan yang menanjak cukup tinggi (lagi) motornya mulai gak kuat dan sempat terhenti namun kami masih bisa jalan terus (alhamdulillah,, huhh). Tetapi-eh,,tetapi tiba di jalan yang menurun, teman saya tersebut seperti kehilangan keseimbangan (jangan2 karena saya berat lagi) dan kami pun terjatuh. Untungnya (untung gak yha?) dia mengarahkannya ke semak-semak di pinggir jalan dan tidak ke aspal. Saat itu, saya dzikir dan hanya pasrah dan kemudian terbang jatuh kedalam semak-semak. Sementara dia (Irfan) juga masuk kedalam semak namun lebih dekat ke jalan. Entah kenapa, saya langsung menguatkan diri dan bangkit berdiri, kemudian melihat keadaannya, dia sepertinya parah (pikirku). lalu saya katakan, “jangan berdiri dulu, biar saja disitu”. Anehnya, tak ada orang yang lewat ketika kami terjatuh dan posisi kami terjatuh adalah posisi “strategis” di mana tidak kelihatan oleh orang-orang yang lalu lalang di jalan tersebut (sebenarnya sih cukup sunyi).

Saya pun naik ke jalan (nih semaknya gak datar, tetapi menurun kayak menuju jurang gitu) dan mengambil telpon seluler dan langsung memencet sembari mencari-cari nomor hp teman yang lain. Posisi kami yang berada di paling belakang, membuat teman-teman yang lain tidak menyadari. Dan akhirnya, setelah mencoba kebeberapa nomor ada juga yang mengangkat dan segera saya suruh ke tempat kami. Saya yang penampilannya tidak mencurigakan (sehabis jatuh) pun tidak mencuri perhatian orang-orang yang lewat meskipun pasti ada yang bertanya sedang apa ditempat beginian?

Teman-teman yang lain pun tiba, lalu kemudian mengangkat Irfan dan kemudian motornya. Setelah memposisikan diri (irfan ternyata masih sanggup berdiri), kami akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke rumah untuk langsung berobat. saya luka gores di bawah lutut plus pembengkakan, sementara Irfan lebih parah karena kakinya juga terkilir plus banyak mengeluarkan darah.

Aneh dan lucu rasanya ketika saya mengingat-ingat kejadian ini, dari niat yang sebenarnya mau tidak ikut hingga perasaan saya yang tidak menyesali kejadian ini, rasanya ini seperti sesuatu. Ditengah kondisi ini saya malah bisa menyelesaikan tugas untuk besok. Padahal, selam 14 hari ditengah kondisi normal bahkan saya gak sanggup. Kalau teman-teman lain bilang “Ini supaya kami cepat gede”,, aneh memang karena perasaan tinggi saya sudah 173 cm dan beratnya 72 kg. Mau gede gimana lagi?. tapi yang jelas mereka hanya berusaha menghibur dan saya rasa saya cukup terhibur ketika membayangkannya.. hhe

Sekian cerita sedih saya di hari ini, mudah-mudahan tidak terulang lagi lah. sudah cukup rasanya dijadikan pengalaman tuk melamar pekerjaan,,

Ehmm,, check..chekk.. satu, dua, tiga dicoba.. (Ngetes jari mau ngetik,, sudah malam).  Hari ini akhirnya aku berkesempatan juga buat nulis ceritanya.. dan karena banyak kejadian hebatnya aku sampai gak tahu lagi mau buat judulnya apa dan ini lah yang terpikir (Mr. Ipul dan Ummi,, Dihari Jumat).. jreng..jreng..

Cerita dimulai ketika shalat jumat tadi. Jadi, hari jumat itu saya/aku/gue ada kuliah dan masuknya setelah jumat pukul 13:30 Wib. Nah, biasanya gue shalat jumatnya di mesjid kampus dan karena tadi entah karena ke-galau-an apa sampai-sampai malas pergi ke kampus dan berniat setelah shalat jumat saja. Shalat jumat pun selesai dan karena diburu waktu, saya mesti cepat karena jam sudah menunjukka pukul 13:10 wib di jam mesjid tempat saya shalat. Apalagi jarak dari kos-kampus lumayan jauh, sekitar 15 menit menuju halte bus kampus dengan angkot, kemudian sekitar 10 menit menuju gedung kuliah kalau naik angkot lagi dan sekitar 23 menit kalau naik bus kampus yang kecil (berkapasitas 25 tempat duduk) atau 30 menit kalau naik bus kampus yang besar (kapasitasnya sekitar 40 tempat duduk lah). Maklum, saya adalah mahasiswa yang  “Pejabuskot” Pajalan kaki, bus dan angkot. Selesai shalat saya langsung berdoa dan kemudian bergegas menuju kos untuk berangkat kuliah (smp gak sempat dzikir dan shalat sunnah rawatib, huhh..). Sampai di rumah jam sudah menunjukkan pukul 13:20 Wib dan keringat semakin mengucur deras di wajah gue (maklum, harinya panas cuyy,, heheh). Gue ngumpat dalam hati “huh,, jam nya cepat amat, dosennya cuma beri waktu keterlambatan 15 menit, kalau begini bisa-bisa sampai disana jam 2 nih. belum lagi jalan kesimpang, belum lagi tunggu angkot lewat, belum lagi berlari menuju kegedung kuliah,,, ampuunn.. “.

Tiba-tiba eh tiba..tiba, Si Ipul (sapaan kerennya, nama asli syaiful,,hehe), berkata “sudah lah mas, aku antar saja, kasihan pula aku ngeliat mu” (dengan ekspresi mengasihani yang polos). Sontak, gue kaget, dan berkata “tidakkah engkau sedang bercanda?, hari begitu panas dan kau juga tidak ada kuliah sekarang? (lebayy)..Lalu si Ipul berkata “sekali lagi aku ungkapkan, aku kasihan melihat mu, hidupmu sungguh tragis masuk kuliah hari jumat jam 13:30 wib sementara saat ini waktu shalat jumat semakin lama, ditambah dosen mu pun sungguh tega”.. Dengan ekspresi melongo gue cuma bisa ngangguk-ngangguk..

Kita pun berangkat dan Ipul ngebut hingga sampailah di gedung kuliah pukul 13:33 wib, “masih ada waktu toleransi”, ucapku dalam hati. Aku tatap wajahnya dan dengan ekspresi terharu aku hanya bisa berujar “Terima kasih”, lalu Ipul pun berpaling dan begitu juga dengan diriku.

Seperti perkiraan dan harapan, dosennya sudah tiba dan saya pun masih diizinkan untuk masuk dan mengisi absen (horrayy). Ditengah perkuliahan tiba-tiba HP ku berbunyi, aku intip hp ku dan tertulis tertulis “Ummi Calling” di layar. Oh My God, Mybeloved Woman…dari kemarin aku mau telpon beliau tapi gak jadi-jadi (gak ada pulsa), angkat?..tidak?..angkat?..tidak?,,, lalu ku angkat dan dengan buru-buru aku katakan “aslm, Mi.. Lagi kuliah nih,,nanti saja yha”, langsung ku matikan,,. Kejamm,, “apakah aku telah menjadi anak durhaka?”, bibirku berujar pelan

Lalu tiba-tiba dosen menunjuk kearahku, “Hayo, kamu yang IP nya bagus (ini beneran, lho.. hehe), apa maksud dari pernyataan ini? (dalam bahasa inggris). Belum sempat gue jawab terus si Dosen bilang “kamu yang sedang galau karena ip nya menurun, hayo di jawab”. Sontak teman-teman gue pada tertawa mendengar pernyataan ini. Oh no,, darimana si dosen tau kalau kemarin-kemarin saya sempat galau?. huhh.. Saya kemudian memberi penjelasan dari pernyataan tersebut dan..alhamdulillah di apresiasi sama Pak dosen karena jawabannya cukup memuaskanlah,,, (ciee..)

Selesai kuliah, sayateringat si Ummi dan langsung saya sms agar segera menghubungi (maklum,, masih gak punya pulsa juga). Tak berapa lama si Ummi pun menelpon dan bertanya apakah saya masih kuliah. Lalu saya bilang baru saja selesai dan akhirnya obrolan panjang lebar pun terjadi. Hhuhh,, senangnya..

Lucu, Mimpiin Si Ibu…

Posted: Januari 26, 2012 in Cerita Hari Ini, Cerpen

Hari ini, gue tulis cerita mimpi gue tadi malam. Aneh bin lucu menurut gue, dan ini lah yang paling lucu selama yang gue ingat gue pernah mimpi si Ibu (panggilan sayang gue sih biasanya; mii/Ummi/Emak/Mama). Jadi, tadi malam itu gue susah banget tidur, sudah tiga malam terakhir ini keadaannya seperti ini terus, Insomnia tingkat tinggi. Tadi malam gue tertidur jam 12 malam dan terbangun jam 03:40 wIB alias dini hari (rencananya sih mau sahur tapi gak jadi karena air minum lagi habis di kos, heheh).

cerita mimpinya itu, aku pergi ke pasar temanin Ibu (lupa, mau beli apa) naik motor. Nah, waktu mau pulang si Ibu bilang biar Beliau saja yang membawa motrnya sampai ke rumah. Yah, gue sih terkaget-kaget…masa si Ibu sih yang bawa motor, apa kata dunia anak lelaki gentlement nya yang duduk di belakang (alias diboncengan). Tapi ntah kenapa gue rela dan menyetujuinya. Selama di jalan kita berbincang-bincang dengan sedikit perasaan khawatir takut kalau kita jatuh atau bakalan nabrak orang lain (tragedi tugu tani 2). Namun alhamdulillah kita sampai di rumah dengan selamat. Lalu, setelah turun dari motor gue tanya ke ibu, ” mii, sejak kapan bisa naik motor? bukannya si Ummi gak bisa bawa motor, yha?”.. Dan,, mimpi gue pun buyar alias gue terbangun karena alarm sahur berbunyi…

Tadi pagi gue senyum-senyum sendiri mengingat mimpi ini. Pertanda apakah ini? adakah makna di balik mimpi ini?.. Lalu gue teringat, sekarang tanggal 26 Januari 2012, dan ini sudah hampir 12 hari pasca keberangkatan dari rumah untuk kembali kuliah. Dan sudah selama ini aku memang belum pernah telpon si Ibu.. hahaahh,,, tapi masih gak habis pikir juga sama mimpinya.. haduhh…

Kali ini, bukan hari ini sih, tetapi berhari-hari yang lalu, berminggu-minggu atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun (maklum, kejadiannya tahun 2011 cuyy,, hehe) nasib apes gue alami, tapi gak sampai tragis lah… pada hari itu (lihat kedinding dengan ekspresi serius) gue iseng-iseng nih nge post cerpen yang udah gue buat dengan susah payah meski sedang galau di note Facebook gue. Ini karena gue terinspirasi ma salah seorang teman gue yang mengaku penulis kere(n) yang kerap kali melakukan hal seperti ini dan kemudian dia nge-tag teman-temannya (termasuk gue) trus minta komentar tentang tulisannya. Nah, apesnya gue adalah gue lupa waktu nge-tag teman-teman fb minta tanggapan CERPEN ini, bagus gak? keren, gak? ceritanya menarik, gak?

Semua berawal dari kejadian tersebut. Cerpen gue ini menggunakan sudut pandang orang pertama alias gue dan isi nyaadalah tentang kegalauan seorang cowok yang gak tahu penyebabnya apa, cinta bertepuk sebelah tangan atau faktor cuaca? (cerpennya juga ada di tulisan blog ini kok, klik disini ). Alhasil, datanglah komentaar-komentar salah sangka, ceritanya dibilang pas banget ma yang gue alami, trus teman-teman kampus gue sampai rela ngubek2 file tugas mata kuliah demi mencari tau siapa wanita beruntung tersebut (ya ile,,), dan hasilnya,, meski tidak ada yang dirasa tepat dengan sangat memaksa di bilanglah kalau orang nya itu si ini dan si itu. Dan tak hanya disitu saja, adik gue yang di kampung pun (North Sumatera) sampai tahu ceritanya (pdhl gak di tag) dan gue disindir habis-habisan… ampuun.. tobatt…(Gaya Radithya dikha). Untuk lebih jelasnya, nih link nya aku kasih,, hehhe http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150242167387330

Hari ini, hari maksa banget. Maaf sebelumnya, karena saya tiba-tiba saja ingin menulis resensi dari suatu film. Saya termasuk orang yang jarang menulis resensi entah itu film ataupun buku walaupun dalam benak  sudah lama saya pendam dan akhirnya entah dengan kekuatan apa saya putuskan untuk membuat resensi ini dengan sangat ngotot, harus selesai. Jadi, kalau masih banyak yang kurang memuaskan yah saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. heheh…

kali ini saya ingin menyoroti film yang berjudul “I Not Stupid Too” yang menurut saya sangat perlu untuk diketahui oleh banyak pihak, walaupun saya sendiri cukup terlambat mengetahui film luar biasa ini. Saya sendiri baru nonton film ini dua hari yang lalu (23 januari 2012). Film asal Singapura besutan sutradara Jack Neo yang rilis pada tahun 2006 ini (gile,, udah hamir 6 tahun cuyy,, hahh) menceritakan keadaan interaksi yang terjadi di dalam keluarga dan juga dalam dunia pendidikan di Singapura, antara orang tua dan anak-anaknya serta antara guru dan murid-muridnya.  Singkatnya, film ini ingin menceritakan “Kapan Terakhir kali kau memuji mereka (anak/murid mu)”?

Adalah Jerry(Ashley Leong) anak dari keluarga kaya yang masih duduk disekolah dasar yang orang tua nya selalu sibuk dengan urusan kerjanya. Dia  memiliki kakak bernama Tom Yeo (Shawn Lee), yang kerap kali tidak akur dengannya sehingga mereka menyebutnya sebagai Tom-Jerry. Sebagai adik yang masih duduk sekolah dasar, Jerry memiliki karakter sebagai anak yang polos dan memang didukung oleh wajahnya sendiri ( soalnya ngeliat si Jerry seolah-olah seperti anak tanpa dosa,, hehe). Adapun Tom, dia sebenarnya blogger handal, namun orang tuanya tidak pernah menghargai bakatnya dan menyatakan bahwa pintar mengelola blog tidaklah penting, yang jauh lebih penting adalah mendapatkan nilai yang baik dalam setiap mata pelajaran. Disisi lain, ada Chengchai (Joshua Ang), teman sekolah Tom yang tinggal bersama ayahnya yang mantan seorang napi. Gaya pengajaran ayahnya yang keras dan selalu memukuli Chengcai juga menular kepadanya. Chengchai jago beladiri tetapi ayahnya tidak mau dia bergelut dalam dunia tersebut dan menuntut agar Chengchai lebih giat belajar dan mendapatkan nilai-nilai yang baik.

Di sekolah, Tom dan Chengchai juga terlibat banyak keributan dengan guru mereka, Pak Fu. Gaya pengajaran yang keras dan tidak pernah menghargai usaha muridnya membuat chengchai dan Tom tidak tahan hingga suatu hari mereka terlibat perkelahian dengan guru tersebut, dan akhirnya…mereka dihukum. Tom di hukum cambuk di depan teman-temannya dan Chengchai dikeluarkan.  Orang tua mereka berusaha agar hukuman itu tidak dilaksanakan tetapi peraturan mesti dijalankan. Tom dan Chengchai pun menjadi bulan-bulanan kemarahan orang tua mereka.

Merasa bakat dan kebaikan mereka tidak pernah dihargai orang tuanya, akhirnya Tom dan Chengchai memilih bergabung dalam sebuah  kelompok preman. Dalam kelompok ini, mereka merasa bakatnya lebih dihargai. Namun, mereka malah terlibat dalam banyak tindakan criminal hingga mereka dijebak oleh teman-temannya sendiri dalam kasus pemerasan. Karena butuh uang, mereka akhirnya memilih jalan untuk kembali merampok, dan kali ini korbannya adalah seorang nenek. Namun, setelah mereka merampok kalung nenek tersebut, mereka sadar bahwa mereka salah dan akhirnya mereka memberanikan diri untuk mengembalikan kalung tersebut. Naas, orang-orang disekitar tetap merasa mereka salah dan perlu dilaporkan kepolisi dan mereka pun berteriak maling..maling. Tom dan Chengchai pun digebuki massa. Namun, beruntung Tom yang tanpa sengaja memencet nomor hp ayahnya dari hp 3G nya sehingga ayahnya meilhat kejadian dan langsung menuju ke lokasi dengan membawa serta keluarganya. Sementara itu, Chengchai yang digebuki di tempat yang sedikit jauh terpisah dari Tom pun terlihat oleh ayahnya dan spontan ayahnya langsung menghajar orang yang memukuli Cheng. Naas, ayahnya terjatuh dari tangga dan akhirnya luka parah hingga dibawa ke rumah sakit.

Di balik tragedy ini, ada hikmah luar biasa yang terjadi. Chengchai akhirnya sadar bahwa ayahnya sebenanrnya sangat sayang kepadanya bahkan ayahnya juga rela menyalin 165 surat dalam bahasa inggris untuk mendaftarkan Chengchai ke sekolah yang ada di singapura padahal ayahnya tidak terbiasa dengan tulisan bahasa inggris. Namun, umur ayahnya ternyata sudah tidak panjang sehingga chengchai berusaha untuk memenuhi segala permintaan ayahnya. Dan, tak lama kemudian ayahnya pun meninggal. Sementara Tom dan Jerry juga akihrnya menyadari bahwa sebenarnya orang tua mereka sayang kepada mereka walaupun mereka sibuk. Hanya saja, karena kesibukan itu rasa sayang tersebut sulit untuk dirasakan.

Film yang berdurasi kurang lebih dua jam ini sekilas memang memiliki cerita yang kita rasa cukup pasaran dan sudah terbiasa mendengar ceritanya. Namun, film ini tak bernilai biasa karena selain kepiawaian acting dari pemerannya yang siap membawa penonton hanyut ke dalam suasana, alur ceritanya juga enak dan mudah untuk dipahami. Namun yang paling penting adalah bahwa penonton diberikan perspektif dua arah, tidak hanya pandangan bagaimana perlakuan orang tua terhadap anak yang kerap kali dipandang anak muda tidak tepat, tetapi juga bagaimana kebanyakan anak tidak bisa melihat sesuatu hal yang baik yang diberikan orang tua karena kebanyakan orang tua lebih memilih untuk tidak memperlihatkan atau memang tidak bisa memperlihatkan kebaikan tersebut seperti yang si anak inginkan. Bagaimanapun, kata mutiara bahwa tidak ada orang tua yang ingin menghancurkan anaknya sebenarnya adalah sesuatu yang hakiki.

Banyak pesan-pesan moral yang disampaikan hampir disepanjang film ini baik dalam pengajaran dalam keluarga ataupun di sekolah. Jangan pernah mengatakan “apakah kau hanya bisa segini?”, “kalian memang payah”, ataupun “dasar bodoh”,, karena yang diperlukan dalam pendidikan dan pengajaran adalah bahwa kita (orang tua dan guru) hanya perlu untuk menemukan “kuncinya”, sehingga yang terjadi adalah bahwa kita harus focus terhadap bakat mereka, bukan pada kelemahan mereka (kata2 salah seorang gurunya,, hehe).

Selain itu, film ini juga tidak monoton dimana banyak terjadi kelucuan-kelucuan yang benar-benar lucu (sumpah,,). Diantaranya adalah kejadian yang dialami Jerry saat sedang istirahat latihan teater. Saat itu Jerry sangat lelah dan tertidur, begitu pula xiaoxia (teman sekelas Jerry). Teman-teman mereka lalu membuat mereka tidur bersama dalam satu tempat. Keesokan harinya teman-temannya yang jahil tersebut mengatakan kalau Jerry akan menjadi seorang ayah karena tidur bersama xiaoxia. Tak habis pikir, Jerry pun berusaha mencari tahu bagaimana seseorang bisa hamil namun tak ada yang memberikan jawaban yang masuk akal. Akhirnya dia menyerah dan mengatakan kalau dia akan bertanggung jawab pada Xiaoxia. Beberapa hari kemudian mereka mendengar bahwa perempuan hamil tidak boleh memakan nanas karena takut keguguran. Akhirnya, Jerry memaksa Xiaoxia untuk memakan nanas dalam jumlah yang banyak hingga xiaoxia sakit perut dan dibawa ke klinik.. (hehehe, lucu kan..?)

Banyak pelajaran yang benar-benar bisa dan harus dipetik dari film ini sehingga bagi anda yang belum menonton film ini mesti segera cari ni film dan nikmati bersama suami/istri anda (bagi orang tua), bersama teman-teman anda (bagi remaja/anak muda), dan bersama teman-teman sejawat anda (bagi anda yang berpofesi seorang guru) atau kalau memang malu melakukannya, sendiri juga taka pa,, hehee….gue malah sering rekomendasikan film ini kpd teman2 yang belum pernah nonton dengan kata2  “mau nonton film keren, gak?”. Intinya film ini mau bilang “Pujian itu perlu untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri setiap orang”. So, hargailah bakat mereka, bukan mengumbar-umbar kelemahannya…

Menjalankan Diskusi,,

Posted: Januari 25, 2012 in Cerita Hari Ini

Hari ini ada yang cukup berbeda pada saat mata kuliah proses dan teknik pengambilan keputusan tadi siang. Si Ibu dosen ternyata sedang rapat di jurusan dan karena waktunya berbarengan, Si Ibu mengutus seorang mahasiswa untuk menyampaikan agar mahasiswanya mendiskusikan tugas yang diberikan minggu lalu. Entah dengan semangat apa, kami pun melaksanakan perintah si Ibu Dosen dengan salah seorang teman maju ke depan sebagai moderator.  Diskusi pun mulai dan sesuatu yang aneh menurut gue pun terjadi, kami semua berdiskusi dengan “cukup serius” hingga rasanya kami semua yang ada di kelas itu yang berjumlah sekitar sebelas orang ikut terhanyut dalam suasana diskusi yang cukup sederhana namun begitu menarik. Topik diskusi kami yang juga sekaligus tugas minggu lalu itu tentang “pengambilan Keputusan”. Satu persatu kami menjelaskan hasil tugas disertai dengan arumen-argumen pendukung yang cukup logis dan ilmiah dan kemudian beberapa teman memberikan komentar dan pertanyaan hingga kemudian terjadilah diskusi yang cukup keren tanpa ada saling serang pendapat dan semua saling melengkapi satu sama lain. Dan, kemudian diskusi selesai dan kami pun bubar, class dismissed.

Tentu banyak yang bertanya, terus yang berbeda apa? biasa banget kale,,

mungkin sebagian ada yang merasa ini sudah biasa banget dan gue ucapkan, lho keren banget bung, hehe. Tapi dari yang gue alami, entah mengapa gue merasa ini gak biasa, ini itu berbeda, ini itu yang kadang gue geli-geli sendiri kalau mengingatnya (apa sih bahasanya “perasaan kita ketika mikirin apa yang pernah kita buat yang kita geli mikirinnya sampai ketawa-ketawa dan malu pada diri sendiri”). Biasa yang gue alami bersama teman-teman kuliah itu kalau dosen sudah pesan seperti ini kepada mahasiswanya, kami pasti bakal cabut dan kalaupun ada yang memilih ikut terlibat dalam diskusi, di jamin diskusi tersebut bakalan garing dan bakalan gak banyak yang betah kecuali terpaksa,, hahaha. Lalu gue bertanya, apakah baru semester enam kami semua menyadarinya? bukankah ini waktu yang terlalu tua untuk hal seperti ini? lalu hati kecil gue bilang, udah.. syukurin deh.. ketimbang kalian gak sadar-sadar sampai jompo entar?…prekk..